• About
  • Contact
  • Privacy Policy

Filsafat Pancasila

 on Saturday, May 21, 2016  


Pancasila yang terdiri atas lima sila pada hakikatnya merupakan suatu filsafat. System adalah suatu kesatuan bagian-bagian yang saling berhubungan, saling bekerja sama untuk satu tujuan tertentu dan secara keseluruhan merupakan suatu kesatuan yang utuh, system lazimnya memiliki cirri-ciri sebagai berikut:
1)      Suatu kesatuan bagian-bagian
2)      Bagian-bagian tersebut mempunyai fungsi sendiri-sendiri
3)      Saling behubungan, saling ketergantungan
4)      Kesemuanya dimaksudkan utnuk mencapai suatu tujuan bersama (tujuan sistem)
5)      Terjadi dalam suatu lingkungan yang kompleks (shore dan voich, 1974:22)

Sila-sila pancasila yang merupakan system filsafat pada hakikatnya merupakan suatu kesatuan organis. Antara siala-sila pancasila itu saling berkaitan, saling berhubungan bahkan saling mengkualifikasi.
Kesatuan sila-sila pancasila pada hakikatnya bukanlah hanya merupakan kesatuan yang bersifat formal logis saja namun juga meliputi kesatuan dasar ontologism, dasar epistemologis serta dasar aksiologis dari sila-sila pancasila. Kesatuan yang demikian ini meliputi kesatuan dalam hal dasar ontologism dasar epistomologis serta dasar aksiologis dari sila-sila pancasila (Notonagoro, 1984:61 dan 1975:52,57).

1.      Dasar ontologism sila-sila pancasila
Dasar ontologis pancasila pada hakikatnya adalah manusia, yang memiliki hakikat mutlak monopluraris, oleh karena itu hakikat dasar ini juga disebut sebagai dasar antropologis.
Manusia sebagai pendukung pokok sila-sila pancasila secara ontologism memiliki hal-hal yang mutlak, yaitu terdiri atas susuna kodrat, raga dan jiwa jarmani dan rohani, sifat kodrat manusia adalah sebagai makhluk pribadi berdiri sendiri dan sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa.
Hubungan kesesuaian antara Negara dengan landasan sila-sila pancasila adalah berupa hubungan sebab-akibat yaitu Negara sebagai pendukung hubungan dan Tuhan, manusia, satu, rakyat, dan adil sebagai pokok pangkal hubungan.
2.      Dasar Epistemologis Sila-sila Pancasila
Dasar epistemologis pancasila pada hakikatnya tidak dapat dipisahkan dengan dasar ontologisnya. Pancasila sebagi suatu ideology bersumber pada nila-nilai dasarnya yaitu filsafat pancasila (Soeryanto,1991:50)
Terdapat tiga persoalan yang mendasarkan dalam episteomoligi yaitu : pertama tentang sumber pengetahuan manusia, kedua tentang teori kebenaran pengetahuan manusia, ketiga tentang watak pengetahuan manusia (Titus, 1984:20).
Berikutnya tentang susunan pancasila sebagai suatu system pengetahuan. Sebagai suatu system kesatuan maka pancasila memiliki susunan yang bersifat formal logis baik dalam arti susunan sila-sila pancasila maupun isi arti sila-sila pancasila. Susunan isi arti pancasila meliputi tiga hal yaitu: pertama, isi arti pancasila yang umum universal yaitu hakikat sila-sila pancasila. Kedua isi pancasila yang umum kolektif, yaitu isi arti pancasila sebagai pedoman kolektif Negara dan bangsa Indonesia terutama dalam tertib hokum Indonesia. Ketiga. Isi arti pancasila yang bersifat khusus dan kongkrit yaitu arti pancasila dalam realisasi praksisi dalam berbagai bidang kehidupan sehingga memiliki sifat yang khusus kongkrit serta dinamis (Notonagoro, 1975:36.40)
3.      Dasar aksiologis sila-sila pancasila
Sila - sila pancasila sebagai suatu system filsafat juga memilki satu kesatuan dasar aksiologisnya, yaitu nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila pada hakikatnya juga merupakan suatu kesatuan. Terdapat berbagai macam teori tentang nilai dan hal ini sangat tergantung pada titik tolak dan sudut pandangnya masing-masing dalam menentukan tentang pengertian nilai dan hierarkhinya.
Menurut Notonagoro bahwa nila-nilai pancasila termasuk nilai kerohanian, tetapi nilai-nilai kerohanian yang mengakui nilai material dan niali vital. Dengan demikian nilai-nilai pancasila yang tergolong nilai kerohanian itu juga mengandung nilai-nilai lain secara lengkap dan harmonis yaitu nilai material, nilai vital, nilai kebenaran, nilai keindahan atau estetis, nilai kebaikan atau nila moral, maupun nilai kesucian yang secara keseluruhan yang bersifat sistematis-hierarkhis, dimana sila pertama yaitu  Ketuhana Yang Maha Esa sebagai basisnya sampai dengan sila keasilan sosial sebagai tujuannya (Darmodi-hardjo, 1978).
a.       Teori nilai
Menurut tinggi rendahnya nilai-nilai dapat dikelompokkan dalam empat tingkatan sebagai berikut:
1.      Nilai-nilai kenikmatan
2.      Nilai-nilai kehidupan
3.      Nilai-nilai kejiwaan
4.      Nilai-nilai kerohanian
Menurut  Walter G.Everet menggolong-golongkan nialai-nilai manusiawi kedalam delapan kelompok yaitu:
1.      Nilai-nilai ekonomis
2.      Nilai-nilai kejasmanisa
3.      Nilai-nilai hiburan
4.      Nilai-nilai sosial
5.      Nialai-nilai watak
6.      Nilai-nilai estetis
7.      Nilai-nilai intelektual
8.      Nilai-nilai keagamaan
Menurut Notonagoro membagi nilai menjadi tiga yaitu:
1.      Nilai material
2.      Nialai vital
3.      Nilai kerohanian
a.       Nilai keindahan
b.      Nilai kebenaran
c.       Nilai religious

b.      Nilai-nilai pancasila sebagai suatu system
Nilai-nilai  yang terkansung dalam sila I sampai dengan sila V pancasila merupan cita-cita, harapan, dambaan bangsa Indonesia yang akan dowujudkan dakam kehidupan. Bangsa Indonesia dalam hal ini merupakan pendukung nilai-nilai pancasila. Bangsa Indonesia yang berketuhana, yang berkemanusiaan, yang perpersaatuan, yang berkerakyatan dan yang berkeadilan sosila.
Nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila itu mempunyai tingkatan dan bobot yang berbeda, namun nila-nilai itu tidak saling bertentangan. Akan tetapi nilai-nilai itu saling melengkapi. Nilai-nilai itu saling berhubungan secara erat dan nilai-nilai yang satu tidak dapat dipisahkan dari nilai yang lain. Atau nilai-nilai yang ada itu, dimiliki bangsa Indonesia, yang akan memberikan pola (patron) bagi sikap, tingkah laku dan perubahan bangsa Indonesia (Kodhi 1994);

Sumber : Kaelan, Achmad Zubaidi. 2010. Pendidikan Kewarganegaraan.
Yogyakarta: Paradigma.

Filsafat Pancasila 4.5 5 selayang pandang Saturday, May 21, 2016 Pancasila yang terdiri atas lima sila pada hakikatnya merupakan suatu filsafat. System adalah suatu kesatuan bagian-bagian yang saling b...


No comments:

Post a Comment

J-Theme